(IQRO')
Pernahkah kalian sekali-kali memperhatikan kamar? Melihat isi almari? Menemukan pakaian yang tidak pernah dicari sebelumnya? Atau apakah kalian tahu, apa itu “Fast Fashion”?
Fast Fashion adalah konsep yang menghadirkan pakaian siap pakai (ready-to-wear) dalam pergantian kurun waktu yang cukup singkat. Seperti namanya, mode ini bisa berganti setiap musim bahkan di setiap bulannya, loh! Tidak heran lagi jika setiap saat kita dapat dengan mudah menemukan mode terbaru dari bisnis pakaian. Lantas, apa dampaknya terhadap lingkungan kita?
Label Fast Fashion sudah tidak lagi asing di kalangan masyarakat. Salah satu faktornya adalah harga produk label itu sendiri yang sangat terjangkau. Akibatnya, tidak sedikit populasi yang mengikuti pergantian tren mode ini. Hal ini sangat memengaruhi sikap konsumtif manusia. Gaya hidup konsumtif dapat mencerminkan sikap individu dalam rangka untuk memenuhi kepuasan diri sendiri. Apalagi dengan adanya akses internet dan media sosial yang mempermudah, hal itu tentu dapat memberi pengaruh baik bagi perusahaan atau konsumen. Tanpa adanya kesadaran dalam gaya hidup konsumtif, secara tidak langsung manusia dapat merusak bumi yang kita cintai ini.
Industri fashion merupakan konsumen terbesar kedua dari pasokan air dunia. Karena tren yang terus menerus berganti, tentu tidak sedikit pengeluaran limbah yang muncul akibat aktivitas pabrik tekstil. Terlebih lagi, 85% dari hasil tekstil dibuang ke tempat sampah setiap tahunnya, kemudian mencemari lautan dengan mikroplastik. Selain itu, industri Fast Fashion merupakan penghasil emisi karbon dalam proses produksinya. Tentunya hal ini akan mencemari udara di bumi.
Bahan yang paling popular untuk digunakan dalam industri Fast Fashion adalah kain polyster. Ketika pakaian berbahan polyster dicuci dengan mesin cuci rumahan, polyster akan melepaskan mikrofiber yang tidak bisa terurai secara alami. Hal ini juga menjadi ancaman yang serius bagi lingkungan.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari dampak dari Fast Fashion:
a. Sewa atau pinjam pakaian
Sewa pakaian yang tidak atau jarang dipakai kembali, seperti: kebaya, jas, dll.
b. Perhatikan ketika mencuci pakaian
Semakin banyak pakaian, maka semakin banyak pula detergen yang akan dipakai
c. Berbelanja secukupnya
Pikirkan matang-matang sebelum membeli pakaian
d. Pilih produk lokal
Produk lokal biasanya masih dijahit secara manual
e. Baca label pakaian sebelum membeli
Baca label bahan yang ada di pakaian
f. Beli sedikit, pakai lebih lama
Memperpanjang masa pakaian, akan mengurangi limbah akibat pembuatan Fast Fashion
g. Beli pakaian bekas
Membeli pakaian bekas akan menghemat pengeluaran dan mengurangi limbah
Pikirkan baik-baik apabila hendak membeli pakaian baru. Jangan sampai hal kecil yang dilakukan nantinya menjadi boomerang bagi lingkungan. Toh, lingkungan juga terikat dengan kehidupan sehari-hari kita. Maka dari itu, mari jaga bumi kita agar tetap lestari!